TATA CARA PEMETAAN DAN PENYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK
TATA CARA PEMETAAN DAN PENYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK
- PENDAHULUAN
Untuk menunjang pembangunan tersebut, diperlukan berbagai data dan informasi, salah satunya adalah data geologi teknik. Data geologi teknik, memberikan informasi mengenai kekuatan serta karakteristik lapisan tanah/batuan yang berguna di dalam perencanaan dan penataan ruang. Selain itu akan sangat membantu pemerintah daerah dalam mengontrol pembangunan fisik di daerahnya.
Data dan informasi geologi teknik tersebut dapat diperoleh dengan cara melakukan pemetaan maupun penyelidikan geologi teknik.
Dengan tersedianya data geologi teknik pada suatu daerah yang akan dikembangkan, diharapkan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pengembangan wilayah maupun perencanaan konstruksi bangunan teknik dapat dihindarkan atau diperkecil.
- MAKSUD DAN TUJUAN
- METODOLOGI
- LINGKUP PEKERJAAN PEMETAAN/PENYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK
- Perencanaan
- Pekerjaan Lapangan
- Pekerjaan Laboratorium
- Analisis dan evaluasi data
- Penyusunan laporan
4.1 Perencanaan
Kelancaran suatu kegiatan, sebagian besar ditentukan selama tahap perencanaan. Tahap perncanaan ini perencanaan sebelum ke lapangan dan perencanan selama di lapangan.
- Perencanaan sebelum ke lapangan
- masalah administrasi, konsolidasi personalian tim, kesiapan transportasi dan peralatan lapangan, serta keperluan-keperluan lain untuk pekerjaan pujian di lapangan
- Pengumpulan data lapangan yang telah ada atau laporan dari penyelidik terdahulu.
- Penyiapan peta dasar baik peta topografi maupun foto udara dengan skala yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan pemetaan/penyelidikan.
- Perencanaan selama di lapangan
Dari hasil penyelidikan pendahuluan baru direncanakan kegiatan selanjutnya secara lebih terarah, yaitu dengan membuat rencana lintasan.
4.2 Pekerjaan Lapangan
4.2.1 Pemetaan Geologi Teknik
a. Morfologi dan kemiringan lereng
Meliputi kondisi bentang alam beserta unsur-unsur geomorfologi lainnya, penafsiran genesa morfologi dan perkembangan geomorfologi yang mungkin akan terjadi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan bentuk lembah, pola aliran sungai, sudut lereng, pola gawir dan bentuk-bentuk bukit. Morfologi atau bentang alam seperti tampak pada saat sekarang ini merupakan hasil kerja dari sistem alam, yaitu proses-prosesdalam bumi (geologi, volkanisme) dan proses-proses luar (air permukaan, gelombang, longsoran, tanaman, binatang termasuk manusia).
Morfologi sangat penting dalam hubungannya dengan pelaksanaan pembangunan, yaitu untuk mengetahui karakteristik bentang alamnya seperti kemiringan lereng dalam kaitannya dengan jangkauan optimum sudut lereng untuk keperluan kesampaian lokasi dan operasional kendaraan pengangkut bahan bangunan, sampah dan tataguna lahan pada saat ini.
b. Satuan Tanah dan batuan
Satuan tanah dan batuan memberikan informasi mengenai susunan atau urutan stratigrafi dari tanah dan batuan secara vertikal maupun horisontal. Untuk itu perlu dilakukan pemerian sifat fisik dan keteknikan tanah/batuan yang dapat diamati langsung di lapangan secara megaskopis.
Penyusunan satuan geologi teknik dilakukan dengancara pengelompokan tanah dan batuan yang mempunyai sifat fisik dan keteknkan yang sama atau mendekati sama.
- Struktur Geologi
Intensitas kekar atau retakan, tingkat kehqncuran batuan yang diakibatkan oleh adanya sesar terutama bila dijumpai sesar aktif maupun perselingan lapisan batuan yang miring adalah merupakan zona lemah yang dapat menimbulkan permasalahan, misalnya longsoran.
- Keairan
- Bahaya Geologi
4.2.2 Penyelidikan Geofisika
Metoda geofisika dimaksudkan untuk mengetahui secara garis besar gambaran keadaan geologi bawah permukaan, yaitu : satuan-satuan tanah/batuan; batas-batas satuan tanah/batuan baik secara horizontal maupun vertical, dan gejala-gejala geologi seperti patahan, daerah rekahan, kandungan air tanah dan lain-lain.
Penggunaan penyelidikan geofisika ini banyak mengandung keuntungan-keuntungan, antara lain:
- Mendapatkan gambaran keadaan bawah permukaan di daerah yang luas dalam waktu yang pendek.
- Memudahkan membuat intrepetasi penampang geologi
- Memperkecil jumlah titik-titik pengeboran, karena akan mempermudah korelasi antara titik-titik pengeboran.
- Membuat lebih effisien dan memperkecil biaya penyelidikan
- Metoda Seismik
- Penentuan lokasi dan jumlah bor inti yang akan dilaksanakan
- Penentuan jumlah contoh yang akan diambil
- Pembuatan penempang geologi teknik/geoteknik khususnya dalam pembuatan korelasi stratigrafi antar titik bor
- Penentuan ketelitian penyelidikan terutama pada daerah-daerah yang diperkirakan mempunyai potensi struktur geologi yang membahayakan
- Penentuan lokasi-lokasi struktur bangunan
- Metoda Geolistrik
Metoda ini memberikan data stratigrafi, cadangan kuari, kedalaman muka airtanah maupun kedudukan lapisan pembawa air tanah, pola retakan dan indikasi bidang longsor.
- Metoda Electromagnetic Subsurfaca Profiling/Radar
(Radio Detecting and Ranging) Sounding.
Metoda ini merupakan cara yang paling cepat untuk membuat penempang
bawah permukaan. Metoda ini akan mendeteksi kondisi bawah permukaan
dengan cara memancarkan spectrum/gelombang electromagnetis ke formasi tanah/batuan yang kemudian akan diterima oleh alat receiver yang diseret dibelakang alat pemancarnya (transmitter). Dari hasil pengujian diperoleh profil intasan dan dapat langsung diinterpretasikan di lapngan.Kenampakan yang dapat dengan mudah dideteksi, antara lain: Jenis dan perlapisan tanah/batuan, adanya ruang kosong (lubang) di bawah tanah, sisa-sisa pondasi, ketebalan lapisan aspal.
4.2.3 Pengujian keteknikan tanah dan batuan
Pengujian lapangan terhadap sifat fisik dan mekanik tanah maupun batuan seperti konsistensi, kepadatan dan plastisitas tanah, kekerasan dan kekompakan batuan dicatat pada kolom diskripsi tanah dan batuan pada setiap penampang pengeboran inti (teknik) dan pengeboran tangan.
4.2.4 Pengambilan contoh tanah dan batuan
Pengambilan contoh tanah dan batuan dilakukan untuk pengujian laboratorium mekanika tanah dan batuan (Lab. Mektanbat), yaitu berupa Contoh tanah tak terganggu (undisturbed samples) dan contoh tanah terganggu (disturbed samples).
- Contoh tanah tak terganggu (undisturbed samples)
- contoh tanah terganggu (disturbed samples).
Untuk contoh batuan dapat berupa pengambilan batu setempat (hand spacement) pada batuan utuh (intact rock) dan pengambilan batu yang terdapat bidang ketidak sinambungan (discontinuity) pada massa batuan (rock mass) apabila banyak dijumpai retakan, rekahan (heavy broken rocks).
4.2.5 Pemetaan sebaran bahan bangunan
Untuk identifikasi lokasi-lokasi yang berpotensi sebagai sumber bahan bangunan. Secara kasar (megaskopis) harus dilakukan diskripsi terhadap sifat fisik dan keteknikan bahan bangunan guna mengetahui perkiraan kualitas bahan bangunan serta taksiran besarnya cadangan. Apabila memungkinkan dilakukan pengukuran dan pembuatan beberapa penampang guna memperkirakan volume (kuantitas) cadangan.
4.2.6 Pengeboran tangan
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketebalan lapisan tanah, urutan jenis lapisan tanah bawah permukaan dan konsistensi serta kepadatan relatif tanah. Kedalaman maksimum 10 m atau dihentikan setelah mencapai lapisan bawah permukaan yang keras. Pekerjaan pengeboran tangan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan hasilnya disajikan pada penampang bor/log pemboran tangan.
4.2.7 Pengeboran teknik / inti
Dalam pekerjaan pemetaan untuk keperluan suatu proyek vital / strategis diharuskan melakukan pekerjaan pengeboran teknik / inti. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketebalan lapisan tanah dan batuan, urutan jenis lapisan batuan bawah permukaan dan konsistensi serta kepadatan relatif tanah, kekerasan dan kepadatan batuan. Kedalaman maksimum 60 m, pengujian N-SPT dan pengambilan contoh tidak terganggu (undisturbed samples) setiap interval 1,5 hingga 2 meter.
Pengeboran teknik / inti akan dilakukan sesuai kebutuhan dan hasilnya disajikan pada penampang bor atau log pengeboran teknik dan diusahakan dibuat korelasi penampang bor untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dapat diwujudkan dalam diagram pagar.
4.2.8 Pengujian SPT (Standar Penetration Test)
Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan atau perlawanan tanah/batuan terhadap penetrasi tabung SPT atau tabung baja sehingga akan diperoleh jumlah pukulan untuk memasukan tabung SPT tersebut sedalam 30 cm ke dalam tanah yang masih belum terganggu atau diperoleh nilai SPT (N).
Dengan melihat pada nilai SPT akan dapat diperkirakan kondisi batas tanah dan lapisan keras serta dapat dikorelasikan dengan sifat-sifat maupun variasi tanah yang diuji. Hasil pengujian akan berguna dalam perencanaan letak dan jenis pondasi.
4.2.9 Pekerjaan sondir
Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras, menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya lekat tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada daerah aluvium yang mengandung kmponen berangkal dan kerakal, karena hasilnya akan memberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah.
Alat sondir yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan lapangan ini adalah alat sondir hidrolik atau mekanik (manual) dengan kapasitas maksimum 2,5 ton 5 ton maupun 10 ton yang dilengkapi dengan ujung penetrometer / sondir bikonus (friction sleeve).
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir dihentikan apabila pembacaan pada manometer berturut-turut menunjukkan harga > 150 kg/cm2. Alat sondir terangkat apabila pembacaan manometer belum menunjukkan angka maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakan pada baja kanal jangkar.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi konus dan jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafikmyang dibuat adalah perlawanan penetrasi konus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekatsecara komulatif.
Namun demikian ada beberapa kelemahan atau kekurangan dalam uji sondir, yaitu:
- Tidak didapatkannya sample tanah
- Kedalaman penetrasi terbatas
- Tidak dapat menembus kerikil atau lapisan pasir yang padat
Pengujian langsung di lapangan antara lain: pocket penetrometer test, uji geser baling, permeabilitas. Sedangkan pada batu dapat dilakukan pengujian beban titik (point load test), kekerasan batuan dengan (Schmidt Hammer Test) atau menggunakan palu geologi.
- Pocket Penetrometer Test
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
kekuatan tanah, yaitu dengan cara menekan atau menusukan alat
penetrometer kedalam tanah, maka akan didapat besaran kekuatan tanah
dalam satuan kg/cm2.
- Uji Geser Baling
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh
kekuatan geser tanah lempung, umumnya pada tanah lempung lunak dengan
hasil yang diperoleh merupakan nilai kekuatan geser dalam kondisi tidak
terdrainase.
- Uji Permeabilitas tanah
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui
koefisien permeabilitas tanah (k) langsung di lapangan dengan media
lubang bor. Metoda pengujian ada beberapa cara, antara lain:
- Pengujian Constan Head
- Pengujian Falling Head
- Pengujian Packer
- Pengujian Lugeon
- Point Load Test
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui/mengukur kekuatan batuan dengan dengan bentuk tidak beraturan atau beraturan.
- Schmidt Hammer Test
Pengujian untuk mengukur
kekerasan batuan di lapangan. Hasil dari pengujian tersebut,
dimasukan dalam grafik kurva akan memberikan nilai kuat tekan batuan.
4.2.11 Pendugaan Dinamis (dengan alat DCP)Pendugaan dinamis atau dikenal dengan DCP (Dynamic Cone Penetrometer dikembangkan oleh TRRL (Transport and Road Research Laboratory).
Umunya alat ini digunakan pada perencanaan jalan raya dan konstruksi berupa timbunan (embankment) dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
- Untuk mengetahui ketebalan lapisan dangkal dari tanah lunak atau kedalaman sampai batuan.
- Untuk pengukuran (dengan cepat) sifat-sifat struktur jalan yang sudah ada (existing) dengan konstruksi lapisan perkerasan jalan raya yang materialnya lepas (tak terikat)
- Untuk menentukan daya dukung tanah dangkal secara cepat, pada perencanaan jalan, baik jalan raya maupun jalan inspeksi (pada tanggul saluran irigasi).
4.3. Pekerjaan Laboratorium
Pekerjaan laboratorium merupakan kelanjutan dari pekerjaan lapangan. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh parameter sifat keteknikan tanah dan batuan guna menunjang dalam melakukan analisis geologi teknik berdasarkan standard ASTM.
Jenis pengujian untuk contoh tanah meliputi:
- Pengujian Basic Properties terdiri dari:
a. Kadar air (Wn) ASTM. D.2217-71
b. Berat Jenis (Gs) ASTM.D.854-72
c. Berat Isi /density (γ) ASTM.D.4718
- Pengujian Index Properties terdiri dari:
a. Atterberg Limit ( LL, PL, PI ) ASTM. D.4318
b. Analisa besar butir ASTM.D 422-72
- Pengujian Engineering Properties terdiri dari :
a. Triaxial Test ( UU & CU ) ASTM.D 2850
b. Konsolidasi ASTM D
Jenis pengujian untuk contoh batuan,- Pengujian mekanika batuan
- Supersoni waves
- Triaxial Compressive Strenght ASTM. D.2664-67
- Density, Poison’s Ratio, Modulus of elasticity ASTM 19 D.2845 – 69
- Unconfined compressive strenght
- Pengujian untuk bahan agregat :
- Relative density dan water absorption ASTM C. 128
- Analisa petrografi
- Particle size distribution ASTM 14
- Flakiness index ASTM 14
- Elongation index ASTM 14
- Relative density and absorption ASTM 14
- Bulk density ASTM 14
4.4. Analisis dan Evaluasi Data
Analisis dan evaluasi data dimaksudkan untuk mempelajari dan mencari hubungan dari pengaruh faktor morfologi, geologi, struktur geologi, keairan, tata lahan dan aktivitas manusia terhadap pengelompokkan geologi teknik serta pembuatan penilaian geologi teknik, mencakup:
- Mengklasifikasikan kemiringan lereng berdasarkan bentuk topografi daerah pemetaan/penyelidikan;
- Mencari hubungan sudut lereng/morfologi terhadap masalah geologi teknik daerah pemetaan/penyelidikan;
- Mencari hubungan dan pengaruh sifat fisik dan mekanik tanah/batuan terhadap masalah geologi teknik;
- Mencari hubungan kejadian bahaya geologi dengan kondisi geologi teknik daerah pemetaan/penyelidikan;
- Menganalisis pengaruh struktur geologi terhadap masalah geologi teknik;
- Analisis daya dukung dan perosokan tanah;
- Analisis kemantapan lereng terhadap sifat fisik dan mekanik tanah/batuan;
- Penentuan satuan geologi teknik;
- Penyusunan satuan geologi teknik dilakukan dengan cara pengelompokan tanah/batuan yang mempunyai jenis yang sama atau mendekati sama dari Formasi batuan
- Tanah pelapukan berketebalan lebih dari 1 (satu) meter dipetakan sebagai tanah sedangkan kurang dari 1 (satu) meter dipetakan sebagai batuan;
- Hasil dari pengamatan lpangan baik berupa pengamatan tanah batuan, penyondiran, pengeboran tangan, masalah geodinamika (bahaya beraspek geologi) ditambah dengan data sekunder yang didapat perlu dituangkan dalam peta geologi teknik.
- Penggambaran peta dan penampang geologi teknik.
- Penyusunan Laporan
Laporan pemetaan/penyelikan geologi teknik memuat berbagai informasi dan permasalahan yang melatar belakangi dilakukan pemetaan serta uraian hasil analisis dan evaluasi geologi teknik, dengan sistematika sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
Bab 1. PENDAHULUAN
berisi uraian mengenai
latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi daerah pemetaan,
pelaksanaan pemetaan, metoda pemetaan dan lingkup pekerjaan.
Bab 2. GEOLOGI UMUM DAN KONDISI LINGKUNGAN
berisi uraian mengenai
geomorfologi, pola aliran sungai, kemiringan lereng, geologi umum,
kegempaan, sumber daya bahan bangunan, kondisi keairan, iklim dan curah
hujan serta penggunaan lahan.
Bab 3. GEOLOGI TEKNIK
berisi uraian mengenai
sebaran satuan geologi teknik, analisis data laboratorium, masalah
geologi teknik dan analisis geologi teknik.
Bab 4. EVALUASI GEOLOGI TEKNIK,
berisi uraian mengenai sifat fisik dan
keteknikan tanah dan batuan (geologi teknik) dikaitkan dengan tujuan
pemetaan/penyelidikan
Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
berisi uraian mengenai kesimpulan dan rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA
- Data dan informasi geologi teknik sangat diperlukan dalam rencana penataan ruang dan pengembangan wilayah suatu daerah.
- Data dan informasi geologi dapat diperoleh dengan melakukan pemetaan/penyelidikan geologi teknik. Untuk itu diperlukan tatacara pemetaan geologi teknik.
0 comments:
Post a Comment