TATA CARA PEMETAAN DAN PENYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK
-
PENDAHULUAN
Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian upaya
yang dilakukan terus menerus untuk mencapai suatu tingkat kehidupan
masyarakat yang sejahtera. Sejalan dengan semakin pesatnya pembangunan
dan dimulainya era perbaikan di segala bidang, baik industri,
perdagangan maupun pariwisata tentunya akan disertai dengan pembangunan
infrastruktur seperti jalan, jembatan, perkantoran dan sebagainya.
Untuk menunjang pembangunan tersebut, diperlukan
berbagai data dan informasi, salah satunya adalah data geologi teknik.
Data geologi teknik, memberikan informasi mengenai kekuatan serta
karakteristik lapisan tanah/batuan yang berguna di dalam perencanaan dan
penataan ruang. Selain itu akan sangat membantu pemerintah daerah dalam
mengontrol pembangunan fisik di daerahnya.
Data dan informasi geologi teknik tersebut dapat
diperoleh dengan cara melakukan pemetaan maupun penyelidikan geologi
teknik.
Dengan tersedianya data geologi teknik pada suatu daerah
yang akan dikembangkan, diharapkan terjadinya kesalahan-kesalahan
dalam pengembangan wilayah maupun perencanaan konstruksi bangunan teknik
dapat dihindarkan atau diperkecil.
-
MAKSUD DAN TUJUAN
Pemetaan dan penyelidikan geologi teknik ini dimaksudkan
untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi geologi teknik
permukaan dan bawah permukaan yang mencakup: sebaran serta sifat fisik
tanah/batuan, kondisi air tanah, morfologi dan bahaya beraspek
geologi. Hasil pemetaan dan penyelidikan diharapkan dapat berguna
sebagai data dasar dalam menunjang perencanaan pembangunan maupun
penataan ruang di daerah.
-
METODOLOGI
Metoda yang digunakan dalam melakukan pemetaan dan
penyelidikan geologi teknik adalah metoda kualitatif dan kuantitatif.
Metoda kualitatif yaitu melaksanakan pengamatan lapangan, pengukuran
struktur, diskripsi sifat fisik dan keteknikan tanah/batuan, kondisi
keairan, dan menginventarisasi kebencanaan geologi yang ada. Metoda
kuantitatif yaitu melakukan perhitungan dan analisis seperti daya
dukung, kemantapan lereng, kompresibilitas dan perosokan tanah.
-
LINGKUP PEKERJAAN PEMETAAN/PENYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK
Lingkup pekerjaan ini dapat dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu:
-
Perencanaan
-
Pekerjaan Lapangan
-
Pekerjaan Laboratorium
-
Analisis dan evaluasi data
-
Penyusunan laporan
4.1 Perencanaan
Kelancaran suatu kegiatan, sebagian besar ditentukan selama
tahap perencanaan. Tahap perncanaan ini perencanaan sebelum ke
lapangan dan perencanan selama di lapangan.
-
Perencanaan sebelum ke lapangan
Perncanaan ini meliputi hal-hal yang sangat mendasar sebelum tim berangkat ke lapangan, yang menyangkut:
-
masalah administrasi, konsolidasi personalian tim, kesiapan
transportasi dan peralatan lapangan, serta keperluan-keperluan lain
untuk pekerjaan pujian di lapangan
-
Pengumpulan data lapangan yang telah ada atau laporan dari penyelidik terdahulu.
-
Penyiapan peta dasar baik peta topografi maupun foto udara dengan
skala yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan pemetaan/penyelidikan.
-
Perencanaan selama di lapangan
Merupakan perencanaan yang dilakukan di base camp sebelum melakukan
pemetaan/penyelidikan geologi teknik. Sebaiknya sebelum kegiatan
dilakukan, terlebih dahulu dilakukan penyelidikan pendahuluan
(reconnaise) dengan maksud untuk mengenal medan, situasi daerah dan
kebiasaan-kebiasaan penduduk yang berada di daerah
pemetaan/penyelidikan.
Dari hasil penyelidikan pendahuluan baru direncanakan kegiatan
selanjutnya secara lebih terarah, yaitu dengan membuat rencana lintasan.
4.2 Pekerjaan Lapangan
4.2.1 Pemetaan Geologi Teknik
a. Morfologi dan kemiringan lereng
Meliputi kondisi bentang alam beserta unsur-unsur
geomorfologi lainnya, penafsiran genesa morfologi dan perkembangan
geomorfologi yang mungkin akan terjadi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan bentuk
lembah, pola aliran sungai, sudut lereng, pola gawir dan bentuk-bentuk
bukit. Morfologi atau bentang alam seperti tampak pada saat sekarang ini
merupakan hasil kerja dari sistem alam, yaitu proses-prosesdalam bumi
(geologi, volkanisme) dan proses-proses luar (air permukaan, gelombang,
longsoran, tanaman, binatang termasuk manusia).
Morfologi sangat penting dalam hubungannya dengan
pelaksanaan pembangunan, yaitu untuk mengetahui karakteristik bentang
alamnya seperti kemiringan lereng dalam kaitannya dengan jangkauan
optimum sudut lereng untuk keperluan kesampaian lokasi dan operasional
kendaraan pengangkut bahan bangunan, sampah dan tataguna lahan pada saat
ini.
b. Satuan Tanah dan batuan
Satuan tanah dan batuan memberikan informasi mengenai
susunan atau urutan stratigrafi dari tanah dan batuan secara vertikal
maupun horisontal. Untuk itu perlu dilakukan pemerian sifat fisik dan
keteknikan tanah/batuan yang dapat diamati langsung di lapangan secara
megaskopis.
Penyusunan satuan geologi teknik dilakukan dengancara
pengelompokan tanah dan batuan yang mempunyai sifat fisik dan keteknkan
yang sama atau mendekati sama.
-
Struktur Geologi
Meliputi pemerian jurus dan kemiringan lapisan batuan, kekar,
rekahan, sesar, lipatan dan ketidak selarasan. Data ini sangat penting
dalam pekerjaan pembangunan infrastruktur guna menghindari atau
memecahkan permasalahan yang dapat terjadi.
Intensitas kekar atau retakan, tingkat kehqncuran batuan yang
diakibatkan oleh adanya sesar terutama bila dijumpai sesar aktif maupun
perselingan lapisan batuan yang miring adalah merupakan zona lemah yang
dapat menimbulkan permasalahan, misalnya longsoran.
-
Keairan
Pengamatan yang perlu dilakukan meliputi kedalaman muka
air tanah bebas, sifat korosifitas air tanah dan munculnya mata air
atau rembesan yang dapat mempengaruhi perencanaan konstruksi pondasi
bangunan. Apabila dianggap perlu diambil contoh air tanahnya untuk diuji
di laboratorium, guna mengetahui tingkat korosivitasnya.
-
Bahaya Geologi
Meliputi pengamatan dan penilaian tentang ada tidaknya
bahaya yang mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari faktor geologi.
Identifikasi bahaya geologi sangat erat kaitannya dengan pembangunan
infrastruktur, karena dikhawatirkan akan menjadi kendala atau hambatan
selama pembangunan maupun pasca pembangunan, antara laian struktur
sesar aktif, gerakan tanah/batuan, banjir bandang, ambblesan
tanah/batuan, bahaya kegunung apian, erosi dan abrasi, kegempaan,
Tsunami, dan lempung mengembang.
4.2.2 Penyelidikan Geofisika
Metoda geofisika dimaksudkan untuk mengetahui secara
garis besar gambaran keadaan geologi bawah permukaan, yaitu :
satuan-satuan tanah/batuan; batas-batas satuan tanah/batuan baik secara
horizontal maupun vertical, dan gejala-gejala geologi seperti patahan,
daerah rekahan, kandungan air tanah dan lain-lain.
Penggunaan penyelidikan geofisika ini banyak mengandung keuntungan-keuntungan, antara lain:
-
Mendapatkan gambaran keadaan bawah permukaan di daerah yang luas dalam waktu yang pendek.
-
Memudahkan membuat intrepetasi penampang geologi
-
Memperkecil jumlah titik-titik pengeboran, karena akan mempermudah korelasi antara titik-titik pengeboran.
-
Membuat lebih effisien dan memperkecil biaya penyelidikan
Metoda geofisika yang telah dikembangkan untuk maksud keteknikan,
antara lain: Metoda seismik, geolistrik dan metoda electromagnetic
subsurfaca profiling/Radar (Radio Detecting and Ranging) Sounding.
Metoda ini umumnya dilakukan mulai dari studi pendahuluan hingga
studi kelayakan. Pada studi pendahuluan metoda ini dilakukan untuk
mengetahui kondisi perlapisan tanah dan batuan serta struktur geologi
yang akan dibangun secara makro, sehingga dalam studi kelakyakan akan
dapat dilakukan dengan baik orientasi pekerjaan yang akan dilakukan,
seperti:
-
Penentuan lokasi dan jumlah bor inti yang akan dilaksanakan
-
Penentuan jumlah contoh yang akan diambil
-
Pembuatan penempang geologi teknik/geoteknik khususnya dalam pembuatan korelasi stratigrafi antar titik bor
-
Penentuan ketelitian penyelidikan terutama pada daerah-daerah yang
diperkirakan mempunyai potensi struktur geologi yang membahayakan
-
Penentuan lokasi-lokasi struktur bangunan
Dalam metoda ini arus listrik dialirkan di tanah melalui
elektroda-elektroda dan perbedaan potensial diukur diantara dua buah
elektroda. Perbedaan dalam tahanan jenis kemudian dapat diukur baik
vertikal maupun lateral dengan menukar susunan elektroda.
Metoda ini memberikan data stratigrafi, cadangan kuari, kedalaman
muka airtanah maupun kedudukan lapisan pembawa air tanah, pola retakan
dan indikasi bidang longsor.
-
Metoda Electromagnetic Subsurfaca Profiling/Radar
(Radio Detecting and Ranging) Sounding.
Metoda ini merupakan cara yang paling cepat untuk membuat penempang
bawah permukaan. Metoda ini akan mendeteksi kondisi bawah permukaan
dengan cara memancarkan
spectrum/gelombang electromagnetis ke formasi tanah/batuan yang kemudian akan diterima oleh alat
receiver yang diseret dibelakang alat pemancarnya
(transmitter). Dari hasil pengujian diperoleh profil intasan dan dapat langsung diinterpretasikan di lapngan.
Kenampakan yang dapat dengan mudah dideteksi, antara lain: Jenis dan
perlapisan tanah/batuan, adanya ruang kosong (lubang) di bawah tanah,
sisa-sisa pondasi, ketebalan lapisan aspal.
4.2.3 Pengujian keteknikan tanah dan batuan
Pengujian lapangan terhadap sifat fisik dan mekanik tanah
maupun batuan seperti konsistensi, kepadatan dan plastisitas tanah,
kekerasan dan kekompakan batuan dicatat pada kolom diskripsi tanah dan
batuan pada setiap penampang pengeboran inti (teknik) dan pengeboran
tangan.
4.2.4 Pengambilan contoh tanah dan batuan
Pengambilan contoh tanah dan batuan dilakukan untuk
pengujian laboratorium mekanika tanah dan batuan (Lab. Mektanbat), yaitu
berupa Contoh tanah tak terganggu
(undisturbed samples) dan contoh tanah terganggu
(disturbed samples).
-
Contoh tanah tak terganggu (undisturbed samples)
Contoh tanah tidak terganggu adalah suatu contoh yang masih
menunjukan sifat-sifat aslinya, artinya contoh-contoh ini tidak
mengalami perubahan dalam struktur, kadar air
(water content),
atau susunan kimia. Namun demikian contoh yang benar-benar asli tidaklah
mungkin untuk diperoleh, akan tetapi dengan teknik pelaksanaan
sebagaimana mestinya dan cara pengamatan yang tepat, maka
kerusakan-kerusakan terhadap contoh bisa dibatasi sekecil mungkin.
Contoh tanah tidak terganggu dapat diambil memakai tabung contoh
(tube sample), core barrels, atau mengambilnya secara langsung dengan tangan, sebagai contoh dalam bentuk bomgkah-bongkah
(block samples).
-
contoh tanah terganggu (disturbed samples).
Contoh tanah terganggu diambil tanpa adanya usaha yang dilakukan
untuk melindungi struktur asli dari tanah tersebut. Contoh tanah
terganggu ini dapat dipakai untuk segala penyelidikan yang tidak
memerlukan contoh asli
(undisturbe samples), seperti ukuran butir, batas-batas atterberg, pemadatan, berat jenis dan sebagainya.
Untuk contoh batuan dapat berupa pengambilan batu setempat (
hand spacement) pada batuan utuh (
intact rock) dan pengambilan batu yang terdapat bidang ketidak sinambungan (
discontinuity) pada massa batuan (
rock mass) apabila banyak dijumpai retakan, rekahan (
heavy broken rocks).
4.2.5 Pemetaan sebaran bahan bangunan
Untuk identifikasi lokasi-lokasi yang berpotensi sebagai
sumber bahan bangunan. Secara kasar (megaskopis) harus dilakukan
diskripsi terhadap sifat fisik dan keteknikan bahan bangunan guna
mengetahui perkiraan kualitas bahan bangunan serta taksiran besarnya
cadangan. Apabila memungkinkan dilakukan pengukuran dan pembuatan
beberapa penampang guna memperkirakan volume (kuantitas) cadangan.
4.2.6 Pengeboran tangan
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketebalan
lapisan tanah, urutan jenis lapisan tanah bawah permukaan dan
konsistensi serta kepadatan relatif tanah. Kedalaman maksimum 10 m atau
dihentikan setelah mencapai lapisan bawah permukaan yang keras.
Pekerjaan pengeboran tangan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
hasilnya disajikan pada penampang bor/log pemboran tangan.
4.2.7 Pengeboran teknik / inti
Dalam pekerjaan pemetaan untuk keperluan suatu proyek
vital / strategis diharuskan melakukan pekerjaan pengeboran teknik /
inti. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketebalan lapisan
tanah dan batuan, urutan jenis lapisan batuan bawah permukaan dan
konsistensi serta kepadatan relatif tanah, kekerasan dan kepadatan
batuan. Kedalaman maksimum 60 m, pengujian N-SPT dan pengambilan contoh
tidak terganggu (
undisturbed samples) setiap interval 1,5 hingga 2 meter.
Pengeboran teknik / inti akan dilakukan sesuai kebutuhan
dan hasilnya disajikan pada penampang bor atau log pengeboran teknik
dan diusahakan dibuat korelasi penampang bor untuk mengetahui kondisi
bawah permukaan dapat diwujudkan dalam diagram pagar.
4.2.8 Pengujian SPT (Standar Penetration Test)
Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan atau
perlawanan tanah/batuan terhadap penetrasi tabung SPT atau tabung baja
sehingga akan diperoleh jumlah pukulan untuk memasukan tabung SPT
tersebut sedalam 30 cm ke dalam tanah yang masih belum terganggu atau
diperoleh nilai SPT (N).
Dengan melihat pada nilai SPT akan dapat diperkirakan
kondisi batas tanah dan lapisan keras serta dapat dikorelasikan dengan
sifat-sifat maupun variasi tanah yang diuji. Hasil pengujian akan
berguna dalam perencanaan letak dan jenis pondasi.
4.2.9 Pekerjaan sondir
Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui kedalaman
lapisan tanah keras, menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan
tahanan ujung konus dan daya lekat tanah berbutir halus, tidak boleh
digunakan pada daerah aluvium yang mengandung kmponen berangkal dan
kerakal, karena hasilnya akan memberikan indikasi lapisan tanah keras
yang salah.
Alat sondir yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan lapangan ini adalah alat sondir hidrolik atau mekanik (
manual) dengan kapasitas maksimum 2,5 ton 5 ton maupun 10 ton yang dilengkapi dengan ujung penetrometer / sondir bikonus (
friction sleeve).
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20
cm, pekerjaan sondir dihentikan apabila pembacaan pada manometer
berturut-turut menunjukkan harga > 150 kg/cm2. Alat sondir terangkat
apabila pembacaan manometer belum menunjukkan angka maksimum, maka alat
sondir perlu diberi pemberat yang diletakan pada baja kanal jangkar.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau
perlawanan penetrasi konus dan jumlah hambatan pelekat (JHP).
Grafikmyang dibuat adalah perlawanan penetrasi konus (qc) pada tiap
kedalaman dan jumlah hambatan pelekatsecara komulatif.
Namun demikian ada beberapa kelemahan atau kekurangan dalam uji sondir, yaitu:
-
Tidak didapatkannya sample tanah
-
Kedalaman penetrasi terbatas
-
Tidak dapat menembus kerikil atau lapisan pasir yang padat
4.2.10 Pengujian langsung di lapangan (in situ test)
Pengujian langsung di lapangan antara lain: pocket
penetrometer test, uji geser baling, permeabilitas. Sedangkan pada batu
dapat dilakukan pengujian beban titik (point load test), kekerasan
batuan dengan (
Schmidt Hammer Test) atau menggunakan palu geologi.
-
Pocket Penetrometer Test
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
kekuatan tanah, yaitu dengan cara menekan atau menusukan alat
penetrometer kedalam tanah, maka akan didapat besaran kekuatan tanah
dalam satuan kg/cm2.
-
Uji Geser Baling
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh
kekuatan geser tanah lempung, umumnya pada tanah lempung lunak dengan
hasil yang diperoleh merupakan nilai kekuatan geser dalam kondisi tidak
terdrainase.
-
Uji Permeabilitas tanah
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui
koefisien permeabilitas tanah (k) langsung di lapangan dengan media
lubang bor. Metoda pengujian ada beberapa cara, antara lain:
-
Pengujian Constan Head
-
Pengujian Falling Head
-
Pengujian Packer
-
Pengujian Lugeon
-
Point Load Test
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui/mengukur kekuatan batuan dengan dengan bentuk tidak beraturan atau beraturan.
-
Schmidt Hammer Test
Pengujian untuk mengukur
kekerasan batuan di lapangan. Hasil dari pengujian tersebut,
dimasukan dalam grafik kurva akan memberikan nilai kuat tekan batuan.
4.2.11 Pendugaan Dinamis (dengan alat DCP)
Pendugaan dinamis atau dikenal dengan DCP (
Dynamic Cone Penetrometer dikembangkan oleh TRRL (
Transport and Road Research Laboratory).
Umunya alat ini digunakan pada perencanaan jalan raya dan konstruksi berupa timbunan (
embankment) dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
-
Untuk mengetahui ketebalan lapisan dangkal dari tanah lunak atau kedalaman sampai batuan.
-
Untuk pengukuran (dengan cepat) sifat-sifat struktur jalan yang sudah ada (existing) dengan konstruksi lapisan perkerasan jalan raya yang materialnya lepas (tak terikat)
-
Untuk menentukan daya dukung tanah dangkal secara cepat, pada
perencanaan jalan, baik jalan raya maupun jalan inspeksi (pada tanggul
saluran irigasi).
Alat ini dapat mengukur sedalam 80 cm secara menerus atau maksimum
120 cm, dimana batas-batas lapisan perkerasan yang mempunyai kekuatan
berbeda sudah diidentifikasi dan ketebalan lapisan telah diketahui.
4.3. Pekerjaan Laboratorium
Pekerjaan laboratorium merupakan kelanjutan dari
pekerjaan lapangan. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh parameter
sifat keteknikan tanah dan batuan guna menunjang dalam melakukan
analisis geologi teknik berdasarkan standard ASTM.
Jenis pengujian untuk contoh tanah meliputi:
-
Pengujian Basic Properties terdiri dari:
a. Kadar air (Wn) ASTM. D.2217-71
b. Berat Jenis (Gs) ASTM.D.854-72
c. Berat Isi /density (γ) ASTM.D.4718
-
Pengujian Index Properties terdiri dari:
a. Atterberg Limit ( LL, PL, PI ) ASTM. D.4318
b. Analisa besar butir ASTM.D 422-72
-
Pengujian Engineering Properties terdiri dari :
a. Triaxial Test ( UU & CU ) ASTM.D 2850
b. Konsolidasi ASTM D
Jenis pengujian untuk contoh batuan,
-
Pengujian mekanika batuan
untuk menentukan kepadatan, kekerasan , kekuatannya dengan cara :
-
Supersoni waves
-
Triaxial Compressive Strenght ASTM. D.2664-67
-
Density, Poison’s Ratio, Modulus of elasticity ASTM 19 D.2845 – 69
-
Unconfined compressive strenght
-
Pengujian untuk bahan agregat :
-
Relative density dan water absorption ASTM C. 128
-
Analisa petrografi
-
Particle size distribution ASTM 14
-
Flakiness index ASTM 14
-
Elongation index ASTM 14
-
Relative density and absorption ASTM 14
-
Bulk density ASTM 14
4.4. Analisis dan Evaluasi Data
Analisis dan evaluasi data dimaksudkan untuk mempelajari
dan mencari hubungan dari pengaruh faktor morfologi, geologi, struktur
geologi, keairan, tata lahan dan aktivitas manusia terhadap
pengelompokkan geologi teknik serta pembuatan penilaian geologi teknik,
mencakup:
-
Mengklasifikasikan kemiringan lereng berdasarkan bentuk topografi daerah pemetaan/penyelidikan;
-
Mencari hubungan sudut lereng/morfologi terhadap masalah geologi teknik daerah pemetaan/penyelidikan;
-
Mencari hubungan dan pengaruh sifat fisik dan mekanik tanah/batuan terhadap masalah geologi teknik;
-
Mencari hubungan kejadian bahaya geologi dengan kondisi geologi teknik daerah pemetaan/penyelidikan;
-
Menganalisis pengaruh struktur geologi terhadap masalah geologi teknik;
-
Analisis daya dukung dan perosokan tanah;
-
Analisis kemantapan lereng terhadap sifat fisik dan mekanik tanah/batuan;
-
Penentuan satuan geologi teknik;
-
Penyusunan satuan geologi teknik dilakukan dengan cara pengelompokan
tanah/batuan yang mempunyai jenis yang sama atau mendekati sama dari
Formasi batuan
-
Tanah pelapukan berketebalan lebih dari 1 (satu) meter dipetakan
sebagai tanah sedangkan kurang dari 1 (satu) meter dipetakan sebagai
batuan;
-
Hasil dari pengamatan lpangan baik berupa pengamatan tanah batuan,
penyondiran, pengeboran tangan, masalah geodinamika (bahaya beraspek
geologi) ditambah dengan data sekunder yang didapat perlu dituangkan
dalam peta geologi teknik.
-
Penggambaran peta dan penampang geologi teknik.
-
Penyusunan Laporan
Penulisan laporan yang baik dan lengkap merupakan bagian
yang paling penting dalam suatu pemetaan/penyelidikan geologi teknik.
Pada dasarnya kegunaan suatu laporan meliputi penguraian secara tepat
apa-apa yang telah dipetakan/diselidiki dan memadukan serta menerangkan
hubungan geologi teknik dengan permasalahan yang ada. Keterangan
dan kesimpulan laporan harus didasarkan atas kenyataan yang ada di
lapangan.
Laporan pemetaan/penyelikan geologi teknik memuat berbagai informasi
dan permasalahan yang melatar belakangi dilakukan pemetaan serta uraian
hasil analisis dan evaluasi geologi teknik, dengan sistematika sebagai
berikut:
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
Bab 1. PENDAHULUAN
berisi uraian mengenai
latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi daerah pemetaan,
pelaksanaan pemetaan, metoda pemetaan dan lingkup pekerjaan.
Bab 2. GEOLOGI UMUM DAN KONDISI LINGKUNGAN
berisi uraian mengenai
geomorfologi, pola aliran sungai, kemiringan lereng, geologi umum,
kegempaan, sumber daya bahan bangunan, kondisi keairan, iklim dan curah
hujan serta penggunaan lahan.
Bab 3. GEOLOGI TEKNIK
berisi uraian mengenai
sebaran satuan geologi teknik, analisis data laboratorium, masalah
geologi teknik dan analisis geologi teknik.
Bab 4. EVALUASI GEOLOGI TEKNIK,
berisi uraian mengenai sifat fisik dan
keteknikan tanah dan batuan (geologi teknik) dikaitkan dengan tujuan
pemetaan/penyelidikan
Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
berisi uraian mengenai kesimpulan dan rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA
5. PENUTUP
-
Data dan informasi geologi teknik sangat diperlukan dalam rencana penataan ruang dan pengembangan wilayah suatu daerah.
-
Data dan informasi geologi dapat diperoleh dengan melakukan
pemetaan/penyelidikan geologi teknik. Untuk itu diperlukan tatacara
pemetaan geologi teknik.